Seiring bertambahnya usia, para lansia seringkali mengalami gangguan penurunan fungsi organ hingga indera tubuh, salah satunya fungsi pendengaran. Gangguan pendengaran yang kerap menjadi masalah bagi lansia dan harus diwaspadai adalah presbikusis.
Secara medis, penyakit tersebut tidak menyebabkan kematian, namun hanya mempengaruhi kualitas pendengarannya. Untuk meminimalisirnya, beberapa orang memilih untuk melakukan terapi gangguan pendengaran pada lansia. Temukan beberapa informasi mengenai presbikusis pada penjelasan dibawah.
Daftar Isi
- 1 Apa Itu Presbikusis?
- 2 Penyebab Presbikusis pada Lansia
- 3 Faktor Risiko Presbikusis
- 4 Gejala Gangguan Pendengaran pada Lansia
- 5 Cara Melakukan Screening dan Komplikasi pada Presbikusis
- 6 Pengobatan atau Terapi Gangguan Pendengaran pada Lansia
- 7 Cara Mencegah Presbikusis
- 8 Tips Aman Merawat Lansia Penderita Presbikusis!
- 9 FAQ
Apa Itu Presbikusis?
Secara bahasa, presbikusis berasal dari kata prebus dan acusis. Kedua kata itu berasal dari bahasa Yunani yang mana arti prebus yaitu orang tua, sedangkan acusis adalah pendengaran.
Presbikusis yang juga dikenal sebagai Age Related Hearing Impairment (ARHI) merupakan gangguan pendengaran pada lansia yang disebabkan oleh degenerasi organ. Biasanya, gangguan ini terjadi pada orang dewasa saat usia mencapai 65 tahun.
Seiring bertambahnya usia, degenerasi organ semakin cepat. MenurutĀ World Health Organization (WHO), sebanyak 65% orang dewasa usia 60 tahun mengalami gangguan pendengaran akibat lanjut usia. Bahkan, di prediksi pada tahun 2025, penderita gangguan pendengaran ini akan mengalami lonjakan hingga 500 juta orang.
Penderita ARHI akan mengalami tuli saraf secara bertahap. Biasanya, suara-suara keras akan sulit terdengar meskipun orang itu berada di jarak yang cukup dekat dengan sumber suara.
Penyebab Presbikusis pada Lansia
Gangguan pendengaran pada lansia yang satu ini memang bukan masalah yang parah. Namun, Anda perlu memperhatikan penyebab datangnya penyakit pada usia lanjut ini, berikut ini penjelasannya:
1. Paparan Bising
Faktor pertama yang memicu kemunculan presbikusis pada usia lanjut adalah seringnya mendengar suara yang sangat bising. Hal itu lantaran suara bising dapat merusak fragilitas sel rambut telinga yang memiliki peran dalam pendengaran.
2. Kelainan pada Telinga
Adanya kelainan telinga juga menjadi penyebab utamanya. Seperti yang Anda tahu fungsi dari gendang telinga adalah untuk menyalurkan suara. Jika terjadi kelainan, maka telinga akan mengalami penurunan fungsi sehingga kemampuan pendengaran bisa terganggu.
3. Obat Ototoksik
Ada beberapa obat yang dapat mempengaruhi akselerasi dan progresifitas telinga sehingga sel rambut mudah rusak. Nah, konsumsi obat tersebut perlu Anda atau orang tua Anda perhatikan apalagi ketika memutuskan untuk melakukan terapi gangguan pendengaran pada lansia.
Faktor Risiko Presbikusis
Selain penyebabnya, Anda atau orang tua Anda yang akan memasuki usia lanjut juga perlu memperhatikan faktor risiko dari gangguan pendengaran. Masih ada beberapa faktor berikut ini yang dapat meningkatkan risiko penurunan fungsi telinga.
A. Faktor Usia
Tentunya, usia menjadi faktor utama penyebab terjadinya gangguan pendengaran. Seperti yang Anda tahu, semakin tua usia seseorang, semakin tinggi risiko kesehatan akan menurun.
B. Faktor Genetik
Selain usia, ternyata masalah pendengaran ini juga bisa disebabkan karena turunan. Anda bisa menelusuri jika Anda memiliki sanak keluarga yang tidak terlalu sensitif terhadap suara, maka kemungkinan besar Anda juga akan mengalaminya, cepat atau lambat.
C. Faktor Lingkungan
Faktor yang terakhir adalah berdasarkan lingkungan. Jika Anda berada di lingkungan yang kurang bersih seperti banyak perokok, maka kesehatan organ dan indera dapat terganggu. Sebut saja pada presbikusis, di mana aliran darah yang mengalir ke telinga yang seharusnya lancar, malah bisa menjadi terhambat.
Gejala Gangguan Pendengaran pada Lansia
Gejala gangguan pendengaran ini seringkali ditemui oleh orang terdekatnya. Kebanyakan, penderita tidak sadar jika mereka mengalami kesulitan mendengar. Maka dari itu, ketahui gejala-gejala pada pasien presbikusis berikut ini.
- Sulit memahami lawan berbicara terutama voiceless consonants (P, T, K, C, H, dan X).
- Telinga sering berdengung.
- Kesulitan memahami lawan bicara.
- Sulit mengetahui arah sumber suara.
- Terganggunya secara fisik dan emosional.
Cara Melakukan Screening dan Komplikasi pada Presbikusis
Cara paling umum untuk mendiagnosis gangguan pendengaran adalah dengan memeriksakan telinga ke dokter apakah terdapat kotoran atau tidak. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan tes pendengaran untuk memastikan seberapa parah fungsi telinga dalam ketidakmampuan menangkap suara.
Langkah ini bukan termasuk ke dalam terapi gangguan pendengaran pada lansia, melainkan pemeriksaan berupa tes tertentu. Biasanya, dokter akan meminta Anda atau orang tua Anda untuk melakukan tes weber dan audiometri.
Tes weber berfungsi untuk membantu dokter dalam menentukan jenis gangguan pendengaran, apakah tuli konduktif ataupun tuli sensorineural. Sedangkan tes audiometri berfungsi untuk mengetahui kemampuan pendengaran untuk menangkap berbagai frekuensi suara.
Meskipun gangguan pendengaran pada lansia ini termasuk bukan penyakit yang bahaya, namun Anda tetap harus mewaspadainya. Sebab, menurunnya fungsi pendengaran bisa dapat mengganggu memori jangka pendek serta sulit mencari problem solving.
Salah satu komplikasi yang paling parah yaitu jika penderita mengalami depresi akibat tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain. Lantaran semakin lama presbikusis dibiarkan, maka pendengaran benar-benar terganggu.
Pengobatan atau Terapi Gangguan Pendengaran pada Lansia
Perlu Anda pahami bahwa kerusakan pendengaran akibat lanjut usia bukanlah suatu yang mudah untuk diobati. Namun, ada beberapa tips dan trik pengobatan yang bisa Anda lakukan untuk menjaga orang lansia agar tetap bisa berkomunikasi. Berikut ini penjelasannya:
- Menggunakan alat bantu dengar.
- Implant koklea berupa operasi telinga untuk memasang alat elektronik yang berfungsi sebagai alat bantu fungsi indera pendengaran.
- Mempelajari bahasa isyarat, seperti mengenali bentuk bibir.
Cara Mencegah Presbikusis
Berikut ini terdapat cara ampuh untuk mencegah adanya gangguan pendengaran pada lansia.
- Menghindari paparan suara yang keras.
- Sering cek kesehatan telinga secara rutin.
- Jangan terlalu sering menggunakan headset atau headphone.
- Gunakanlah pelindung telinga apabila terdapat suara bising.
- Lakukan pola hidup yang sehat.
Tips Aman Merawat Lansia Penderita Presbikusis!
Dari sekian pembahasan di atas, sudah cukup lengkap Anda memahami bagaimana penyakit orang tua yang disebut presbikusis terjadi. Meskipun masih dalam tahap lumrah, Anda tidak bisa membiarkan para penyandang gangguan pendengaran dengan hidup sendiri.
Insan Medika menyediakan jasa perawat lansia yang berguna bagi Anda untuk menghindari penyakit komplikasi pada seseorang lanjut usia. Pasalnya, meninggalkan orang tua sendirian dapat membuat mereka stres berkelanjutan.
Insan Medika juga sekaligus menjadi perawat profesional untuk pasien dengan membantu makan, ke toilet, dan pergi berobat. Pastikan kebutuhan orang tua tercinta di hari-hari tuanya selalu terpenuhi dengan Insan Medika. Berdiskusi dengan salah satu tim profesional Insan Medika sekarang dengan cara menghubungi kontak Insan Medika.
FAQ
Kenapa pendengaran orang tua berkurang?
Seiring bertambahnya usia, fungsi indera pendengaran seperti telinga akan mengalami penurunan. Prosesnya akan lambat dan berangsur-angsur akan mulai dirasakan oleh kedua telinga.
Pada usia berapa gangguan pendengaran dimulai?
Gangguan pendengaran pada lansia umumnya bermula di usia 60 tahun.
Apakah presbikusis bisa disembuhkan?
Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, sebab penurunannya akibat dari faktor usia. Jika memang sudah tidak bisa mendengar lagi, maka fungsi telinga akan tidak berfungsi secara permanen.
Apa penyebab presbikusis?
Penurunan fungsi pendengaran dapat disebabkan karena faktor genetik, terlalu sering mendengar suara bising, bahkan konsumsi obat-obat toksik untuk telinga.