Penyakit lupus mungkin sudah sering terdengar, tapi tidak semua orang memahami apa itu lupus dan bagaimana dampaknya bagi kesehatan. Lupus adalah salah satu jenis penyakit autoimun, yaitu kondisi saat sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel dan jaringan sehat dalam tubuh.
Kondisi ini bisa memengaruhi berbagai organ tubuh seperti kulit, sendi, ginjal, paru-paru, hingga otak. Karena itu, penting bagi Anda untuk mengenal lebih jauh tentang lupus agar bisa mendeteksi gejala sejak dini dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Daftar Isi
Apa Itu Penyakit Lupus
Lupus adalah penyakit kronis yang terjadi akibat sistem imun tubuh tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Alih-alih melindungi tubuh dari infeksi, sistem imun malah menyerang jaringan tubuh sendiri sehingga menimbulkan peradangan.
Ada beberapa jenis lupus, tetapi yang paling umum adalah Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Jenis lupus ini bisa memengaruhi berbagai organ tubuh secara sistemik, tidak hanya satu bagian saja.
Selain SLE, ada juga jenis lupus lain seperti:
- Lupus diskloid, yang menyerang kulit.
- Lupus akibat obat, yang muncul sebagai reaksi terhadap obat-obatan tertentu.
- Neonatal lupus, yang terjadi pada bayi baru lahir dari ibu penderita lupus.
Penyebab Penyakit Lupus
Hingga saat ini, penyebab pasti lupus belum diketahui dengan jelas. Namun, para ahli menduga bahwa kombinasi antara faktor genetik, lingkungan, dan hormon memiliki peran penting dalam memicu penyakit ini.
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena lupus antara lain:
- Faktor keturunan. Jika ada anggota keluarga yang mengidap lupus atau penyakit autoimun lainnya, risiko Anda bisa lebih tinggi.
- Infeksi virus atau bakteri tertentu. Infeksi bisa memicu reaksi sistem imun yang berlebihan.
- Paparan sinar matahari. Pada beberapa orang, paparan sinar ultraviolet bisa memicu atau memperparah lupus.
- Pengaruh hormon estrogen. Lupus lebih sering terjadi pada wanita, terutama di usia subur.
- Penggunaan obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat bisa memicu gejala lupus, meski biasanya akan membaik setelah obat dihentikan.
Gejala Penyakit Lupus
Gejala lupus bisa sangat beragam karena dapat memengaruhi hampir seluruh bagian tubuh. Gejala yang muncul juga bisa berbeda-beda pada tiap orang. Namun, beberapa gejala umum yang sering dialami antara lain:
- Kelelahan berlebihan yang tidak membaik meski sudah beristirahat
- Nyeri dan bengkak pada sendi, biasanya di tangan dan lutut
- Demam tanpa sebab yang jelas
- Ruam berbentuk seperti kupu-kupu di wajah, terutama di hidung dan pipi
- Sensitif terhadap sinar matahari
- Rambut rontok
- Sariawan yang sering kambuh
- Nyeri dada saat menarik napas dalam
- Gangguan ginjal seperti bengkak di kaki atau tekanan darah tinggi
- Gangguan saraf seperti kejang atau kesulitan berkonsentrasi
Karena gejala yang mirip dengan penyakit lain, lupus sering sulit didiagnosis tanpa pemeriksaan medis menyeluruh.
Baca juga: Cara Mengatasi Pikun di Usia Muda yang Mudah Dilakukan, Terbukti Ampuh!
Cara Mendiagnosis Lupus
Diagnosis lupus biasanya memerlukan kombinasi dari pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, dan berbagai tes laboratorium. Beberapa tes yang umum dilakukan meliputi:
- Tes darah untuk mendeteksi antibodi antinuclear
- Tes urine untuk memeriksa fungsi ginjal
- Biopsi jaringan kulit atau ginjal jika diperlukan
- Pemeriksaan radiologi untuk melihat kondisi organ dalam
Dokter biasanya akan menggabungkan hasil pemeriksaan tersebut dengan gejala klinis untuk memastikan diagnosis lupus.
Pengobatan Penyakit Lupus
Hingga saat ini, lupus belum bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun, pengobatan yang tepat bisa membantu mengontrol gejala dan mencegah komplikasi. Tujuan utama pengobatan lupus adalah mengurangi peradangan dan menjaga fungsi organ tubuh tetap baik.
Beberapa metode pengobatan lupus antara lain:
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk meredakan nyeri dan bengkak pada sendi.
- Kortikosteroid untuk menekan peradangan berat.
- Obat imunosupresan untuk mengurangi aktivitas sistem imun yang berlebihan.
- Antimalaria seperti hidroksiklorokuin yang sering digunakan untuk membantu mengontrol lupus.
- Terapi tambahan seperti vitamin D, kalsium, atau obat untuk mencegah osteoporosis akibat penggunaan steroid jangka panjang.
Selain pengobatan medis, penderita lupus juga disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan bergizi, cukup istirahat, mengelola stres, dan rutin berolahraga ringan.
Cara Mencegah Kambuhnya Lupus
Bagi penderita lupus, menjaga kondisi tubuh tetap stabil sangat penting untuk mencegah kambuhnya gejala. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
- Hindari paparan sinar matahari berlebih
- Gunakan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan
- Kelola stres dengan baik
- Konsumsi obat sesuai petunjuk dokter
- Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
Dengan perhatian dan perawatan yang konsisten, penderita lupus tetap bisa menjalani hidup produktif dan berkualitas.
Baca juga: Bahaya Toksoplasma: Dampaknya pada Kesehatan dan Cara Mencegah Infeksi
Butuh Bantuan Perawatan di Rumah? Gunakan Insan Medika
Merawat penderita lupus membutuhkan kesabaran dan perhatian khusus, terutama jika kondisi tubuh melemah atau sering kambuh. Jika Anda atau keluarga membutuhkan bantuan perawatan di rumah, Insan Medika siap membantu.
Anda bisa mendapatkan layanan perawat caregiver profesional yang berpengalaman dalam merawat pasien dengan kondisi autoimun seperti lupus. Perawat kami akan membantu perawatan harian, pengawasan kondisi kesehatan, hingga membantu pasien tetap nyaman selama pemulihan di rumah.Kunjungi Insan Medika sekarang juga untuk mendapatkan layanan perawat homecare atau caregiver terbaik yang siap membantu Anda atau keluarga terdekat menghadapi lupus dengan dukungan yang aman dan terpercaya.
