Home ยป Perawatan Penyakit Alzheimer Pada Lansia, Keluarga Harus Lakukan Ini!

Perawatan Penyakit Alzheimer Pada Lansia, Keluarga Harus Lakukan Ini!

Perawatan Penyakit Alzheimer Pada Lansia

Seperti yang kita ketahui, perawatan penyakit Alzheimer tidaklah mudah. Penuaan membawa sejumlah perubahan fisik dan mental, dan di antara tantangan yang paling menuntut adalah risiko perkembangan penyakit Alzheimer pada lansia.

Alzheimer, sebuah penyakit degeneratif otak progresif, tidak hanya mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi sehari-hari, tetapi juga memengaruhi identitas dan kenangan mereka.

Gejala Alzheimer pada lansia seringkali sulit diidentifikasi pada tahap awal, tetapi pemahaman tentang tanda-tanda awalnya dapat menjadi kunci untuk pengenalan dan penanganan dini. Dalam artikel ini, kita akan membahas gejala yang umum terkait dengan Alzheimer pada lansia, serta perawatan penyakit Alzheimer yang bisa Anda lakukan.

Gejala dan Perawatan Penyakit Alzheimer Pada Lansia

Memang tak semua orang atau keluarga sendiri mampu mengurus orang dengan demensia ini dan butuh kesabaran tinggi untuk mengatasinya. Berikut beberapa cara mengatasi gejala perilaku alzheimer.

1. Sulit Tidur

Jika penderita demensia sulit tidur, berilah aktivitas yang positif. Selain itu, batasi tidur siangnya dan lakukan higiene tidur. Higiene tidur merupakan cara mengatur sikap dan lingkungan agar mendapatkan tidur malam yang normal dan berkualitas. Misalnya, mengatur kebiasaan makan, minum, olahraga, dan nonton tv. Dari sisi faktor lingkungan, misalnya mengatur cahaya, suara, suasana, hingga suhu kamar.

2. Perilaku Berulang

Penderita alzheimer suka melakukan perilaku berulang seperti mempertanyakan atau menceritakan sesuatu berulang kali. Untuk mengatasi hal ini, alihkan perhatiannya dengan aktivitas lain.

3. Suka Berkelana

Gambar terkait

Penderita alzheimer sering “menghilang” dengan berjalan-jalan atau berkelana sendiri ke luar rumah. Atasi dengan membatasi akses ke luar rumah, berikan tanda pengenal, ciptakan pula lingkungan yang aman untuk bergerak di dalam maupun luar rumah.

4. Buang Air Kecil dan Besar Sembarangan

Salah satu gejala Alzheimer yang sering terjadi adalah kehilangan kendali terhadap fungsi dasar tubuh, termasuk kebiasaan buang air kecil dan besar. Penderita Alzheimer mungkin menjadi lupa atau tidak menyadari kapan dan di mana mereka seharusnya menggunakan toilet, yang dapat mengakibatkan mereka buang air sembarangan di tempat yang tidak sesuai.

Hal ini dapat menjadi tantangan besar bagi keluarga dan pengasuh dalam merawat orang yang mengalami gejala ini. Jika penderita alzheimer melakukan hal ini, terus lah melatih mereka ke kamar mandi setiap hari.

Perhatikan juga pola buang air besar dan kecil seseorang dengan Alzheimer. Usahakan untuk membawa mereka ke toilet pada waktu-waktu tertentu, seperti setelah makan atau sebelum tidur, untuk membantu memperkuat kebiasaan yang baik.

5. Halusinasi dan Delusi

Halusinasi dan delusi adalah gejala psikologis yang dapat muncul pada penderita Alzheimer, yang dapat menciptakan tantangan besar baik bagi penderita sendiri maupun bagi pengasuh dan keluarga mereka.

Jika mereka mulai berhalusinasi, coba lah untuk menenangkan dan alihkan perhatian. Jangan menghadapinya dengan berdebat. Pastikan juga lingkungan tempat tinggal atau perawatan penderita Alzheimer aman dan terstruktur.

Hindari lingkungan yang memicu kebingungan atau ketidaknyamanan, seperti ruangan yang gelap atau bising. Gunakan pencahayaan yang baik dan musik yang menenangkan untuk menciptakan atmosfer yang tenang.

6. Disinhibisi Seksual

Disinhibisi seksual merupakan salah satu gejala yang dapat terjadi pada penderita Alzheimer, di mana mereka kehilangan penilaian dan kendali atas perilaku seksual mereka. Hal ini dapat menciptakan situasi yang tidak nyaman baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang di sekitarnya.

Jika penderita alzheimer melakukan hal ini, sediakan lah ruang privasi. Berikan ia pakaian yang nyaman, tetapi sulit untuk dilepaskan sendiri.

7. Agitasi atau Agresi

Agitasi merupakan suatu gangguan yang ditunjukkan dengan aktivitas motorik. Agitasi dapat muncul dalam bentuk gelisah, kegelisahan, atau perilaku agresif yang meliputi verbal atau fisik. Perawatan untuk mengatasi agitasi atau agresi pada penderita Alzheimer

Saat menghadapi agitasi atau agresi pada penderita Alzheimer, penting untuk menjaga komunikasi yang tenang dan empati. Hindari memperdebatkan atau menantang penderita, tetapi cobalah untuk meredakan ketegangan dengan bicara secara lembut, memahami perasaan mereka, dan menawarkan dukungan.

8. Perlu Perawat Khusus

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, perlu tenaga perawat khusus untuk menangani penderita alzheimer. Menurut Nafsiah, banyak perawat yang belum paham mengenai penyakit alzheimer. Nafsiah mengatakan, sejumlah pelaku rawat telah dibekali pelatihan untuk menangani penderita alzheimer.

Membutuhkan perawat dengan talenta khusus untuk lansia dengan demensia. Jadi bukan sembarang perawat, tetapi yang punya hati dan sabar. Jadi mereka merawat dengan hati.

Penderita Demensia butuh pendampingan dari perawat Homecare, untuk itu, pilihlah Insan Medika yang merupakan provider homecare dan caregiver terbaik dan terpercaya. Segera temukan perawat professional dengan mengunjungi Insan Medika yang menyediakan jasa perawat lansia.

Sudah Tahu Perawatan Penyakit Alzheimer?

Dalam menangani gejala dan perawatan Alzheimer pada lansia, penting untuk diingat bahwa setiap individu akan merespons perawatan dengan cara yang unik. Dengan pemahaman yang mendalam tentang gejala yang mungkin muncul, kita dapat lebih baik mempersiapkan diri untuk menyediakan perawatan yang efektif dan empatik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *