Diabetes tipe 2 merupakan kondisi yang ditandai dengan tingginya tingkat gula darah dalam tubuh. Tingkat gula darah yang tinggi ini terjadi ketika tubuh tidak mampu menggunakan insulin dengan efisien, atau tidak memproduksi cukup insulin untuk mengontrol kadar gula darah.
Penyakit ini pada umumnya terjadi pada orang dewasa. Namun, kini gejala diabetes semakin sering terjadi pada anak-anak dan remaja, karena peningkatan obesitas dan gaya hidup yang tidak sehat. Guna mencegah penyakit ini, mari ketahui gejala, penyebab, faktor risiko, dan informasi selengkapnya melalui artikel berikut!
Daftar Isi
Apa Itu Diabetes Tipe 2?
Diabetes melitus tipe 2 adalah kondisi metabolik kronis, akibat tingkat gula darah yang tinggi (hiperglikemia), sebagai akibat dari resistensi insulin. Normalnya, insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas, yang berperan dalam mengatur kadar gula, dengan membantu sel-sel tubuh untuk menyerap glukosa dari darah.
Namun, pada diabetes tipe 2, sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin (resistensi insulin). Seiring waktu, pankreas juga mungkin tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk mengatasi resistensi ini, yang mengakibatkan defisiensi insulin.
Kombinasi dari resistensi insulin dan defisiensi insulin, menyebabkan gula darah tetap tinggi, yang pada akhirnya dapat memicu berbagai macam komplikasi. Contohnya adalah penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan gangguan penglihatan.
Penyebab Diabetes Tipe 2
Menurut WHO, ada lebih dari 422 juta penderita diabetes di seluruh dunia, dengan rata-rata 1,5 juta kematian per tahunnya. Dengan demikian, penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia. Berikut adalah dua penyebab utama munculnya penyakit ini.
A. Resistensi Insulin
Normalnya, insulin membantu sel-sel tubuh untuk menggunakan glukosa (gula) dalam darah sebagai sumber energi. Namun, pada diabetes tipe 2, sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin.
Akibatnya, glukosa tetap tinggi dalam darah, yang menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak insulin sebagai respons. Kondisi ini kemudian dapat membebani pankreas.
B. Produksi Insulin yang Tidak Optimal
Resistensi terjadi karena pankreas tidak bisa memproduksi cukup insulin. Kondisi ini terjadi karena berbagai faktor, termasuk kerusakan sel-sel beta di pankreas yang menghasilkan insulin, atau terganggunya fungsi pankreas akibat peradangan atau kelelahan kronis.
Faktor Risiko Diabetes Tipe 2
Berikut adalah beberapa faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap diabetes melitus tipe 2.
1. Obesitas
Kelebihan berat badan, khususnya lemak abdominal (lemak di sekitar perut), adalah salah satu faktor risiko utama untuk diabetes melitus tipe 2. Pasalnya, lemak abdominal terkait dengan peningkatan resistensi insulin.
2. Kurangnya Aktivitas Fisik
Gaya hidup yang kurang aktif, atau tidak memiliki aktivitas fisik yang cukup, juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Alasannya, olahraga teratur membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin dan membantu mengatur kadar gula darah.
3. Pola Makan Tidak Sehat
Konsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, dan karbohidrat olahan juga menjadi faktor risiko diabetes. Pasalnya, kebiasaan ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah, yang cepat dan berkontribusi pada resistensi insulin.
4. Riwayat Keluarga
Faktor genetik juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami diabetes. Jika ada anggota keluarga dekat yang memiliki penyakit ini, maka risiko untuk mengembangkan kondisi serupa juga meningkat.
5. Usia
Proses penuaan tubuh dapat mempengaruhi fungsi insulin dan regulasi gula darah, sehingga pertambahan usia meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
6. Etnisitas
Mengutip dari CDC, keturunan Hispanik, Latin, Asia, dan Penduduk Asli Amerika memiliki risiko lebih tinggi mengalami diabetes daripada kelompok lain.
Gejala Diabetes Melitus Tipe 2
Gejala diabetes tipe 2 dapat berkembang secara perlahan dan mungkin tidak terdeteksi untuk jangka waktu yang lama. Berikut adalah beberapa gejala yang paling umum.
- Sering merasa haus dan lapar. Peningkatan kadar gula darah dapat membuat seseorang merasa haus dan lapar secara konstan, meskipun mereka sudah makan.
- Sering buang air kecil. Peningkatan kadar gula darah menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk mengekskresikan glukosa ke dalam urin, yang dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.
- Kelelahan yang berlebihan. Ketika tubuh tidak mampu menggunakan glukosa sebagai sumber energi dengan efektif, seseorang mungkin merasa kelelahan secara terus-menerus.
- Meskipun gejala diabetes melitus tipe 2 ini tidak selalu terjadi, tapi beberapa orang juga dapat mengalami penurunan berat badan tanpa sebab.
- Luka yang sulit sembuh. Peningkatan kadar gula darah juga mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri, sehingga penyembuhan luka diabetes membutuhkan waktu lebih lama.
Pencegahan Diabetes Tipe 2
Upaya pencegahan ini melibatkan perubahan gaya hidup dan pengelolaan faktor risiko, seperti berikut.
A. Menerapkan Pola Makan Sehat dengan mengonsumsi makanan untuk mencegah diabetes, yaitu makanan yang rendah gula dan tinggi serat, dapat membantu mengatur kadar gula darah.
B. Berolahraga secara teratur. Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, sehingga membantu mengurangi risiko obesitas dan cegah diabetes.
C. Memantau kadar gula darah secara teratur dapat membantu mendeteksi perubahan kadar gula darah lebih awal dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
Komplikasi Diabetes Tipe 2
Berikut adalah beberapa komplikasi yang sering terjadi dan patut Anda waspadai:
- Penyakit jantung dan pembuluh darah;
- Gagal ginjal;
- Gangguan mata;
- Kerusakkan saraf tubuh (neuropati); serta
- Kerusakan pembuluh darah kecil, yang dapat menyebabkan luka sulit sembuh dan infeksi.
Cara Mengobati Diabetes Tipe 2
Upaya pengobatan melibatkan kombinasi dari penggunaan obat-obatan dan pengelolaan faktor risiko yang terkait, seperti berikut ini.
1. Perubahan Gaya Hidup
Upaya ini termasuk mengadopsi pola makan seimbang dan aktivitas fisik yang teratur.
2. Obat-obatan Oral
Bagi beberapa pasien, obat diabetes tipe 2 dapat membantu mengontrol kadar gula darah.
3. Suntik Insulin
Pada beberapa kasus, di mana obat diabetes tipe 2 tidak lagi efektif, pasien harus menerima insulin melalui suntik atau pompa.
Sudah Tahu Apa Itu Diabetes Tipe 2?
Pemahaman tentang diabetes melitus tipe 2 adalah kunci untuk mencegah dan mengurangi dampaknya. Dengan mengelola faktor risiko dan memantau gula darah, Anda dapat meminimalkan risiko komplikasi jangka panjang.
Salah satu faktor risiko yang harus Anda perhatikan adalah usia. Apabila Anda memiliki keluarga berusia lanjut, maka mereka memerlukan perawatan yang tepat dari tenaga profesional.
Insan Medika menyediakan jasa perawat lansia yang terlatih dan berpengalaman, untuk memberikan perawatan terbaik bagi orang yang Anda cintai. Jika Anda memerlukan jasa perawat lansia, hubungi nomor WhatsApp atau kunjungi situs website Insan Medika untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Bersama Insan Medika, mulailah memberikan perawatan yang terbaik bagi orang yang Anda sayangi!
FAQ
Diabetes tipe 2 itu seperti apa?
Diabetes melitus tipe 2 adalah kondisi di mana tubuh tidak merespons atau memproduksi cukup insulin untuk mengontrol gula darah.
Apa perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2?
Diabetes tipe 1 melibatkan kekurangan absolut insulin, sedangkan tipe 2 melibatkan kombinasi resistensi insulin dan defisiensi insulin.
Berapa gula darah penderita diabetes tipe 2?
Gula darah sebesar 200 mg/dL atau lebih, menunjukkan bahwa pasien telah didiagnosis dengan diabetes melitus tipe 2.
Apakah penyakit diabetes tipe 2 bisa disembuhkan?
Diabetes tipe 2 tidak bisa sembuh, tetapi dapat dikelola dengan perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan pengawasan yang tepat.