Penyakit paru obstruktif kronis, atau yang biasa disingkat dengan PPOK, merupakan suatu penyakit peradangan yang menyerang organ paru-paru dan berlangsung dalam jangka waktu panjang. Penyakit ini menyebabkan tersumbatnya aliran udara dan menyebabkan penderita mengalami kesulitan bernafas.
Artikel ini akan membahas apa itu penyakit PPOK beserta penyebab, faktor risiko, gejala, komplikasi, diagnosis, pengobatan, dan cara mencegahnya. Mari, langsung saja kita simak!
Daftar Isi
- 1 Apa Itu Penyakit Paru Obstruktif Kronis?
- 2 Penyebab dan Faktor Risiko PPOK
- 3 Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- 4 Diagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- 5 Komplikasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- 6 Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- 7 Cara Mencegah Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- 8 Jaga Paru-paru Anda dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis!
- 9 FAQ
Apa Itu Penyakit Paru Obstruktif Kronis?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit paru yang disebabkan karena bermasalahnya saluran udara. Terdapat beberapa jenis PPOK dengan penyakit yang paling umum yaitu emfisema kronis atau bronkitis.
Lantas, apa itu emfisema dan bronkitis? Berikut adalah penjelasannya:
- Emfisema – penyakit kerusakan alveolus (kantong udara pada paru-paru).
- Bronkitis Kronis – penyakit peradangan yang terjadi pada dinding bronkus dalam jangka waktu yang lama. Saluran bronkus penderita penyakit ini akan mengalami pembengkakan dan penuh dengan lendir.
Pada tahun 2019, penyakit ini merupakan penyebab kematian tertinggi nomor tiga di dunia – 3,23 juta kasus kematian.
PPOK adalah penyakit yang dapat memburuk seiring dengan berjalannya waktu. Meskipun demikian, penderita PPOK masih bisa mengontrol gejala dengan cara menghindari penyebab dan menerapkan pola hidup sehat.
Penyebab dan Faktor Risiko PPOK
Penyebab PPOK bisa terjadi karena terdapat peradangan pada paru-paru dan saluran nafas. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain:
- Riwayat merokok dalam jangka waktu yang lama.
- Riwayat terpapar asap rokok dalam jangka waktu panjang (perokok pasif).
- Sering terpapar asap kendaraan, debu, dan zat kimia dalam jangka waktu panjang.
- Riwayat penyakit asma.
- Mengalami kondisi genetik yaitu tubuh kekurangan protein alfa-1 antitripsin, sehingga menyebabkan terjadinya PPOK.
- Berusia di atas 40 tahun.
Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Biasanya, gejala penyakit paru obstruktif kronis muncul jika penyakit sudah cukup parah. Gejala PPOK ini dapat memburuk seiring berjalannya waktu jika tidak ditangani dengan tepat. Beberapa gejala PPOK yaitu:
- Mengalami sesak napas saat melakukan aktivitas fisik.
- Mudah merasa lelah
- Mengeluarkan suara ketika bernafas (mengi).
- Terjadinya penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
- Betis dan kaki mengalami bengkak.
- Mengalami batuk kronis. Jika kondisi sudah cukup parah, batuk dapat disertai dahak darah.
- Perut terasa begah dan penuh karena PPOK membebani jantung dan area perut.
Diagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Terdapat beberapa tahap yang dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis apakah seorang pasien mengalami penyakit paru obstruktif kronis atau tidak – anamnesis atau pemeriksaan faktor risiko, pemeriksaan fisik, dan diagnosis banding.
1. Anamnesis
Prosedur anamnesis pada pasien pengidap PPOK dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor risiko apa saja yang kemungkinan menjadi pemicu munculnya PPOK beserta ciri-cirinya.
Beberapa contoh faktor risiko dan ciri-ciri yang menjadi penguat diagnosis penyakit ini yaitu riwayat merokok aktif ataupun pasif, riwayat terkena paparan asap kendaraan dan debu, batuk berdahak dengan nyeri dada akut, suara mengi saat bernapas, dan sesak napas.
2. Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan proses anamnesis, dokter selanjutnya akan melakukan proses pemeriksaan fisik untuk memastikan apakah pasien benar mengalami penyakit paru obstruktif kronis atau tidak.
Dokter akan memeriksa keadaan umum dan toraks untuk mengamati tanda-tanda hipoksia kronis seperti sianosis dan clubbing finger.
Misalnya saja, penderita PPOK emfisema biasanya akan memiliki perawakan kurus. Ini terjadi karena penderita PPOK emfisema mengalami muscle wasting. Selain itu, penderita emfisema juga cenderung bernapas dengan cepat, memiliki pursed lips, dan kulit kemerahan.
3. Diagnosis Banding
Diagnosis banding adalah langkah terakhir dalam proses diagnosis pasien penderita PPOK. Beberapa contoh diagnosis banding yaitu bronkiektasis, asma bronkial, tuberkulosis paru, dan emfisema.
Komplikasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis
PPOK adalah penyakit yang harus memperoleh penanganan segera agar tidak menimbulkan efek yang makin parah.
PPOK yang tidak ditangani secara tepat berisiko menyebabkan komplikasi seperti kanker paru dan penyakit jantung.
Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Sayangnya, saat ini PPOK belum bisa disembuhkan secara menyeluruh. Namun, penderita PPOK masih bisa mencegah penyakitnya tidak makin parah melalui pengobatan. Beberapa cara mengobati paru-paru kronis adalah sebagai berikut:
A. Terapi Oksigen
Terapi oksigen adalah salah satu pengobatan PPOK yang biasa dilakukan jika pasien sudah kesulitan bernapas dan kondisinya cukup parah. Pengobatan ini memberi pasien bantuan oksigen melalui ventilator, masker oksigen, tabung oksigen, dan kanul oksigen.
B. Obat-obatan
Selain terapi oksigen, dokter juga biasanya memberikan resep obat-obatan agar dapat mempermudah pasien PPOK untuk bernafas. Beberapa contoh obat tersebut adalah obat kortikosteroid dan bronkodilator.
Obat kortikosteroid berperan dalam mengurangi kemungkinan terjadinya peradangan pada saluran pernapasan ataupun paru-paru.
Sedangkan, obat bronkodilator berfungsi untuk mengendurkan otot saluran pernapasan dan membuat saluran udara lebih lebar, sehingga pasien lebih mudah bernapas.
C. Operasi
Pengobatan terakhir yang bisa ditempuh oleh seorang pasien PPOK adalah melalui tindakan operasi. Prosedur ini biasanya untuk pasien yang mengalami PPOK jenis emfisema dan prosedur pengobatan lain sudah tidak efektif lagi.
Tujuan dari operasi ini adalah untuk mengangkat alveolus yang sudah rusak (bullectomy), mengurangi volume paru, ataupun transplantasi paru.
Cara Mencegah Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Jika tidak mengalami PPOK, maka Anda harus mencegahnya agar penyakit ini tidak pernah menimpa Anda. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah PPOK, yaitu:
- Berhenti merokok.
- Hindari asap rokok.
- Sebaiknya gunakan masker ketika sedang berada di jalan untuk menghindari asap kendaraan dan debu.
- Rutin olahraga.
- Konsumsi makanan bergizi seimbang.
Jaga Paru-paru Anda dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis!
PPOK merupakan penyakit yang kondisinya dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Jika Anda tidak terkena PPOK, beberapa langkah seperti menghindari rokok dan menerapkan pola hidup sehat adalah cara agar paru-paru sehat.
Berbagai penelitian menunjukkan jika pengidap terbanyak penyakit ini adalah orang berusia 40 tahun ke atas. Artinya, paruh baya hingga lansia adalah rentang usia tertinggi pengidap penyakit paru obstruktif kronis. Hal ini membuat lansia sangat rentan terkena berbagai jenis penyakit.
Jika Anda sedang mencari perawat lansia profesional, Anda bisa mempercayakan Insan Medika – layanan kesehatan yang telah memiliki pengalaman hingga tingkat internasional. Insan Medika telah bekerja sama dengan berbagai institusi pendidikan terbaik agar memperoleh lulusan perawat yang kompeten dan berkualitas.
Perawat lansia profesional Insan Medika akan merawat lansia secara menyeluruh dari memberikan perawatan hingga memastikan lansia selalu nyaman. Berikan layanan terbaik untuk orang terkasih bersama Insan Medika!
FAQ
Apa saja jenis penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)?
Secara garis besar, PPOK terdiri atas dua jenis – emfisema dan bronkitis.
Apa penyebab penyakit paru obstruktif kronis?
Beberapa gaya hidup yang menjadi faktor risiko PPOK yaitu kebiasaan merokok, menjadi perokok pasif, dan terpapar polusi.
Apa saja ciri-ciri pengidap PPOK?
Ada beberapa ciri-ciri pengidap PPOK seperti batuk yang tidak kunjung sembuh, mengi, sesak nafas, dan penurunan berat badan.
Apakah PPOK penyakit berbahaya?
PPOK adalah penyakit yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Penyakit ini dapat memberikan dampak yang berbahaya hingga kematian.