Home » Pemeriksaan Radiologi: Jenis dan Penyakit yang Bisa Dideteksi

Pemeriksaan Radiologi: Jenis dan Penyakit yang Bisa Dideteksi

pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan radiologi adalah salah satu metode diagnostik yang penting dalam dunia medis. Dengan memanfaatkan teknologi pencitraan seperti sinar-X, CT scan, MRI, dan ultrasound, pemeriksaan radiologi memungkinkan dokter untuk melihat struktur dan fungsi organ tubuh secara detail.

Jenis-jenis pemeriksaan radiologi ini dapat mendeteksi berbagai penyakit dan kondisi, mulai dari patah tulang, infeksi, tumor, hingga kelainan pada organ dalam. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis pemeriksaan radiologi yang umum digunakan, serta penyakit-penyakit yang bisa dideteksi melalui metode tersebut, memberikan pemahaman lebih mendalam tentang peran vital radiologi dalam diagnosis medis.

Apa Itu Pemeriksaan Radiologi?

Pemeriksaan radiologi adalah suatu metode diagnostik medis yang menggunakan teknologi pencitraan untuk melihat bagian dalam tubuh manusia. Dengan bantuan sinar-X, gelombang suara, medan magnet, atau agen kontras, pemeriksaan radiologi memungkinkan dokter untuk memeriksa organ, tulang, dan jaringan tanpa perlu melakukan pembedahan.

Jenis pemeriksaan radiologi yang umum meliputi sinar-X, CT scan, MRI, dan ultrasound. Metode ini penting dalam mendeteksi, mendiagnosis, dan memantau berbagai kondisi kesehatan, seperti patah tulang, infeksi, tumor, dan penyakit organ dalam.

Pemeriksaan radiologi juga membantu dokter mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi pasien, sehingga dapat menentukan pengobatan yang paling tepat.

Jenis Radiologi dan Penyakit yang Bisa Terdeteksi

Setelah memahami tentang pengertiannya, Anda juga perlu mengetahui ragam jenis dari prosedur medis tersebut. Radiologi diklasifikasikan berdasarkan alat yang digunakan dan penyakit yang dapat terdeteksi melalui perangkat medis tersebut. Berikut ulasannya.

1. Rontgen

Pertama, ada rontgen yang dikenal juga dengan istilah X-ray. Ini merupakan tindakan medis yang memanfaatkan sinar radiasi untuk mengambil foto dari organ bagian dalam tubuh. 

Rontgen merupakan istilah paling umum dari radiografi, sebab itu banyak yang mengira sama dengan jenis lainnya. Padahal, pemeriksaan radiologi ini berfokus pada satu organ, yaitu paru-paru. 

Prosedur ini berlangsung supaya tenaga medis dapat mengetahui masalah dan perkembangan pada paru-paru. Penyakit paru yang terdeteksi oleh rontgen, antara lain kanker paru, pneumonia, asma, emfisema, dan lainnya.

2. CT Scan

CT merupakan akronim dari Computed Tomography alias Tomografi Terkomputasi. Nama lain prosedur ini adalah pindai CT, yaitu prosedur pemeriksaan organ dalam dengan menggabungkan X-ray dengan sistem komputer khusus. Pemeriksaan ini berlaku untuk pemeriksaan kondisi tulang dan sendi.

Contoh kasus yang dapat didiagnosis melalui pindai CT adalah retak dan patah tulang, kelainan sendi genetik, pengeroposan tulang, dan pergeseran maupun tumor pada persendian. Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui langkah pengobatan yang tepat dan tindakan medis terhadap kondisi-kondisi di atas.

3. Ultrasonografi (USG)

Anda mungkin cukup familiar dengan jenis radiologi yang satu ini. Prosedur ini memang hanya dilakukan terhadap wanita hamil, untuk mengetahui beberapa kondisi penting, seperti:

  • Usia kehamilan dan perkiraan kelahiran.
  • Perkembangan janin di dalam kandungan.
  • Memeriksa kondisi kesehatan organ reproduksi.
  • Mendeteksi kelainan pada janin sejak dini, contohnya risiko down syndrome.
  • Mempersiapkan langkah terbaik untuk kelahiran dan meminimalisir risiko.

Jenis pemeriksaan radiologi yang satu ini ternyata mampu mendeteksi lebih dari sekadar usia kehamilan dan perkiraan melahirkan.

4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Magnetic Resonance Imaging merupakan prosedur radiologi yang menghasilkan gambar menyeluruh dari organ dalam yang dipindai. Penggunaannya berfokus pada otak, berikut otot, syaraf, dan pembuluh darah yang mengalir. Pemantauan berlangsung untuk mengetahui kelainan dan penyakit pada area tersebut.

Adapun yang dapat terdeteksi, antara lain pendarahan, meningitis, stroke, tumor, dan kanker otak. Gambar yang jenis radiologi ini hasilkan berformat 3D, sehingga tenaga medis dapat memiliki gambaran lebih nyata dari kondisi di dalam organ tersebut. 

5. Positron Emission Tomography (PET)

Pemeriksaan yang satu ini merupakan prosedur radiologi tingkat lanjut. Informasi yang dihasilkan merupakan rincian tentang fungsi dari organ dan sistem dalam tubuh. PET akan mengevaluasi kinerja organ atau sistem, serta mendeteksi abnormalitas sejak dini.

Beberapa penyakit yang bisa terdiagnosa, yaitu kanker, penyakit jantung (kardiovaskular), dan kelainan otak (neurologis). Meskipun bisa terdeteksi oleh jenis radiologi lainnya, namun menggunakan PET, detail informasinya lebih mendalam, sehingga langkah medis lanjutan bisa lebih cepat.

6. Tes Stress Nuklir

Jenis radiologi yang lebih populer dengan istilah pemeriksaan nuklir ini merupakan prosedur yang berfokus untuk menganalisa kesehatan jantung. Tes berlangsung untuk memantau fungsi jantung melalui aliran darahnya ketika sedang beraktivitas. Khususnya saat aktivitas sedang berat, seperti olahraga.

7. Mammografi

Jenis pemeriksaan radiologi yang terakhir adalah pemindaian X-ray yang berfokus pada area payudara wanita. Dosisnya rendah, supaya tidak mengakibatkan dampak negatif terhadap organ tersebut. Sementara penyakit yang mungkin terdeteksi adalah tumor, kista, dan kanker payudara.

Prosedur Sebelum dan Sesudah Radiologi

Adapun prosedur yang perlu pasien jalani sebelum melakukan tindakan pemeriksaan tersebut adalah.

  • Menjaga diet sejak beberapa jam–24 jam (tergantung jenis radiologinya).
  • Menghentikan aktivitas berat 1–2 hari sebelumnya.
  • Melepas seluruh aksesoris (khususnya yang terbuat dari logam, tembaga, emas, dan lainnya).

Jika radiolog dan radiografer menyatakan kondisi pasien sudah siap, maka proses pemeriksaan menggunakan alat-alat radiologi akan berlangsung. Setelah selesai, bukan berarti pasien langsung bebas beraktivitas. Ada hal-hal yang wajib Anda perhatikan, yakni:

  1. Menjalani proses pemeriksaan lain, apabila diagnosis kurang meyakinkan.
  2. Banyak minimum air putih.
  3. Menunggu beberapa jam sebelum memulai rutinitas.
  4. Mengikuti rekomendasi perawatan medis sesuai diagnosis, termasuk menjalani rawat inap.

Oleh karena proses radiologi sering memakan waktu, sebaiknya menggunakan jasa perawat profesional, supaya lebih mudah mengikuti rangkaian prosedur dan menghindari pantangan-pantangan.

Potensi Komplikasi Prosedur Radiologi

Tidak dapat dimungkiri, meskipun prosedur di atas bertujuan untuk diagnosis dan perencanaan tindakan medis yang lebih dalam, faktanya terdapat risiko komplikasi yang harus siap Anda hadapi, diantaranya:

  • Muncul sakit kepala dan rasa mual yang berbarengan dengan pahit, tepatnya menyerupai rasa logam, pada indera perasa.
  • Pemeriksaan radiologi juga berisiko menimbulkan syok anafilaktik hingga serangan jantung, apabila paparan gelombang elektromagnetik mengenai organ dalam terlalu sering.
  • Efek samping radiasi, khususnya terhadap anak-anak, cukup buruk. Apalagi bila frekuensinya sering terjadi, maka anak berisiko mengidap kanker.
  • Melukai bagian tubuh, bila tidak melepas aksesoris berbahan logam saat prosedur berlangsung. Pasalnya, alat akan menariknya melalui medan magnet dan menggores kulit.
  • Radiologi juga dapat merusak alat bantu, seperti implan sendi/tulang dan alat pacu jantung. 

Yuk, Meminimalisir Resiko Radiologi! 

Sudah menjadi fakta bahwa pemeriksaan radiologi merupakan prosedur penting dengan banyak manfaat. Maka dari itu, tidak perlu khawatir dengan potensi resiko di balik tindakan tersebut. Ada jasa perawat orang sakit dari Insan Medika yang memberikan dukungan psikologis, perawatan medis sederhana, serta pendampingan tindakan.

Semua tenaga perawat yang bertugas memiliki latar belakang pendidikan kesehatan yang profesional dan berpengalaman. Jadi, pasien tidak perlu takut lagi melakukan serangkaian prosedur radiologi, bahkan hingga perawatan medis untuk penyembuhan dari penyakit yang terdiagnosis.

FAQ

Pemeriksaan radiologi apa saja?

Rontgen, USG, MRI, CT scan, PET, pemeriksaan nuklir, dan banyak lagi.

Apa perbedaan USG dan CT scan?

CT scan menghasilkan radiasi, sedangkan USG tidak.

Mengapa harus radiologi?

Supaya dapat mendiagnosis penyakit organ dalam lebih akurat, menentukan langkah perawatan, dan meminimalisir resiko lebih buruk.

Radiologi apakah sama dengan MRI?

MRI merupakan salah satu jenis radiologi yang berfokus pada area otak dan segala jaringan di dalamnya.

Butuh Perawat Live-In untuk Orang Terkasih?

Temukan perawat handal dan profesional dari Insan Medika yang sepenuh hati merawat dan mendampingi lansia hingga pasien yang terpasang alat.

Pilih Perawat
Perawatan live-in