Rumah adalah tempat tinggal yang seharusnya menjadi tempat ternyaman dan teraman bagi penghuninya. Namun, tanpa disadari, rumah yang kotor dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan, mental, dan kualitas hidup penghuninya.
Daftar Isi
6 Dampak Rumah Kotor Yang Perlu Diwaspadai
Berikut adalah 6 dampak negatif rumah kotor yang perlu Anda ketahui:
1. Gangguan Kesehatan
Rumah yang kotor merupakan sarang berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Mikroorganisme ini dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit pernapasan, alergi, diare, dan keracunan makanan.
- Penyakit pernapasan: Debu, tungau debu, dan jamur yang menumpuk di rumah dapat memicu alergi dan asma.
- Penyakit pencernaan: Lantai dan dapur yang kotor dapat terkontaminasi bakteri dan virus yang menyebabkan diare, muntah, dan keracunan makanan.
- Penyakit kulit: Jamur dan parasit yang hidup di tempat lembab dan kotor dapat menyebabkan penyakit kulit seperti kurap dan kudis.
2. Sumber Penyakit
Rumah yang kotor dan tidak terawat bukan hanya mengganggu estetika, tetapi juga dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan penghuninya. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai dampak negatif rumah kotor yang dapat mengarah ke diare, Demam Berdarah, Iritasi Kulit, dan Demam Tifoid:
- Diare
Makanan yang terkontaminasi bakteri atau virus dapat menyebabkan diare. Rumah yang kotor dengan tempat sampah yang tidak terawat, dapur yang tidak bersih, dan peralatan makan yang tidak higienis dapat meningkatkan risiko kontaminasi makanan.
- Demam Berdarah
Nyamuk Aedes aegypti, vektor demam berdarah, berkembang biak di air tergenang dan tempat kotor. Rumah yang kotor dengan genangan air di pot bunga, bak mandi, atau tempat sampah dapat menjadi tempat ideal bagi nyamuk ini untuk berkembang biak.
- Iritasi Kulit
Tungau debu adalah mikroskopis yang hidup di debu rumah. Orang yang alergi terhadap tungau debu dapat mengalami gejala seperti bersin, hidung tersumbat, mata berair, dan ruam kulit. Jamur dapat tumbuh di area yang lembab dan kotor, seperti kamar mandi dan dapur. Kontak dengan jamur dapat menyebabkan infeksi kulit seperti kurap dan kudis.
- Demam Tifoid
Bakteri Salmonella typhi, penyebab demam tifoid, umumnya ditularkan melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Rumah yang kotor dengan sistem sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko kontaminasi air dan makanan. Demam tifoid dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, sakit perut, diare, dan sembelit.
3. Meningkatkan Risiko Kecelakaan
Rumah yang kotor berantakan juga bisa membuat Anda mendapatkan kecelakaan ringan di rumahmu sendiri. Anda akan jadi mudah tersandung atau terjatuh akibat benda-benda yang berantakan di sekitarmu.
4. Menurunkan Kualitas Tidur
Tidur di kamar yang kotor dan penuh debu dapat mengganggu kualitas tidur Anda. Debu dan tungau debu dapat memicu alergi dan membuat Anda sulit bernapas.
5. Menimbulkan Stres
Lingkungan tempat tinggal bisa mempengaruhi kondisi mental seseorang. Begitu pula dengan rumah yang kotor berantakan. Rumah berantakan bisa membuat Anda merasa bingung. Anda tidak bisa menemukan barang yang kamu cari dan hal ini bisa mempengaruhi cara berpikir.
Rumah yang kotor dan berantakan dapat membuat Anda merasa stres dan tidak nyaman. Kekacauan dan kotoran dapat membuat Anda merasa cemas dan tertekan.
Apa yang akan terjadi pada saat Anda merasa bingung? Anda bisa saja mengalami stres. Dan tentu saja stres yang muncul akan menyebabkan berbagai macam kekacauan yang bisa membuatmu tambah stres.
6. Membuat Komunikasi Jadi Sulit
Sebuah penelitian yang dilakukan di Cornell University tahun 2016 menunjukkan bahwa mereka yang tinggal di lingkungan yang berantakan akan memiliki kesulitan dalam berkomunikasi. Sebab lingkungan yang berantakan akan membuat pikiran mereka teracak sehingga mereka kesulitan untuk mengungkapkan emosi dan perasaan mereka terhadap orang-orang di sekitar.Sum
Tips Menjaga Kebersihan Rumah
Menjaga kebersihan rumah memang membutuhkan usaha dan waktu. Namun, dengan beberapa tips berikut, Anda dapat membuat rumah Anda lebih bersih dan nyaman:
- Bersihkan rumah secara rutin.
Lakukan pembersihan ringan setiap hari, seperti menyapu dan mengepel lantai, membersihkan kamar mandi, dan merapikan tempat tidur.
- Lakukan pembersihan menyeluruh secara berkala.
Lakukan pembersihan menyeluruh di setiap sudut rumah minimal seminggu sekali.
- Singkirkan barang-barang yang tidak terpakai.
Barang-barang yang tidak terpakai hanya akan membuat rumah Anda terlihat berantakan. Sebaiknya singkirkan atau buang barang-barang yang tidak lagi Anda gunakan.
- Simpan barang-barang pada tempatnya.
Setiap barang memiliki tempatnya sendiri. Simpanlah barang-barang pada tempatnya agar rumah Anda terlihat rapi dan teratur.
- Gunakan tempat sampah.
Buanglah sampah pada tempatnya agar rumah Anda tidak kotor dan bau.
- Bersihkan debu secara rutin.
Debu dapat menumpuk di berbagai tempat di rumah Anda, seperti furniture, elektronik, dan ventilasi. Bersihkan debu secara rutin agar rumah Anda tetap bersih.
- Pel lantai dengan air sabun.
Lantai yang kotor dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan kuman.Pel lantai dengan air sabun secara rutin agar lantai Anda tetap bersih dan higienis.
- Gunakan disinfektan.
Gunakan disinfektan untuk membersihkan permukaan yang sering disentuh, seperti gagang pintu, saklar lampu, dan remote control.
- Cuci pakaian dan seprai secara rutin.
Pakaian dan seprai yang kotor dapat membawa bakteri dan kuman. Cucilah pakaian dan seprai secara rutin agar tetap bersih dan higienis.
Waspada Dampak Rumah Kotor!
Ternyata, rumah yang kotor dan berantakan bisa menurunkan kesehatan tubuh secara perlahan ya. Oleh karena itu mulai saat ini, segera buang sampah di rumah, rapikan barang-barang yang berantakan, dan tata ulang rumah dengan indah serta nyaman.
Selain itu, jika Anda membutuhkan jasa perawat orang sakit, Insan Medika siap membantu. Insan Medika adalah agency penyalur perawat home care yang melayani perawatan pasien di rumah selama 24 jam. Kami menyediakan berbagai layanan perawat home care live-in, mulai dari perawat orang tua, perawat orang sakit, hingga pasien medis atau pasien yang terpasang alat/ ICU.