Rasa lelah dan lemah kerap disepelekan bahkan dianggap biasa. Padahal ini bisa jadi gejala anemia. Anemia merupakan kondisi rendahnya jumlah sel darah merah atau hemoglobin. Padahal hemoglobin bertugas untuk mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh organ tubuh.
Rasa lelah dan lemah timbul karena organ tubuh tak mendapat asupan oksigen yang cukup untuk berfungsi normal.
Cara mengatasi anemia pun tergantung dari penyebabnya. Ada pula anemia yang disebabkan kurang asupan zat besi atau iron juga anemia yang muncul selama masa kehamilan. Namun, apapun bentuk anemianya, mencegah lebih baik dilakukan daripada mengobati.
1. Asupan makanan mengandung zat besi
Pastikan asupan zat besi terpenuhi lewat makanan. Konsumsi makanan mengandung zat besi dapat membantu mencegah anemia. Makanan ini misalnya daging dan kerang. Orang dapat memilih daging merah seperti hati sapi serta keluarga kerang-kerangan seperti kerang hijau atau udang. Selain daging dan kerang, sumber zat besi lain dapat diperoleh dari kacang-kacangan, sayuran hijau seperti bayam dan kale.
2. Tingkatkan asupan vitamin C dan folat
Asupan makanan yang mengandung zat besi perlu didukung dengan asupan vitamin C dan folat. Keduanya membantu tubuh memaksimalkan penyerapan zat besi. Vitamin C bisa didapat dari konsumsi paprika, kale, brokoli, jeruk, stroberi, nanas dan bayam. Sedangkan folat bisa diperoleh lewat bahan pangan yang sama termasuk jeruk dan sayuran hijau. Folat bisa pula ditemui pada pisang, roti dan sereal yang difortifikasi.
3. Konsumsi makanan mengandung vitamin B12
Langkah pencegahan anemia dapat dilakukan lewat konsumsi makanan yang mengandung vitamin B12. Tak hanya mencegah anemia, vitamin B12 berfungsi untuk memaksimalkan penyerapan zat besi seperti halnya vitamin C dan folat.
Orang dapat mengonsumsi beberapa sumber pangan yang mengandung vitamin B12 antara lain, ikan seperti salmon dan tuna, kerang-kerangan, telur, produk susu seperti keju dan yogurt, sereal fortifikasi dan produk kedelai misalnya susu kedelai, edamame dan tahu.
4. Tunda pemberian susu sapi untuk anak di bawah 1 tahun
William Sears dan Martha Sears serta beberapa dokter pediatrik lewat situs Ask dr Sears menyebut Committee on Nutrition of the American Academy of Pediatrics merekomendasikan orang tua untuk menunda pemberian susu sapi untuk bayi. Sebaiknya bayi diberi susu sapi saat usianya di atas satu tahun.
Ada dua alasan yakni, kandungan zat besi dalam susu sapi rendah dan susu sapi dapat menimbulkan iritasi pada usus sehingga berisiko terjadi pendarahan dan hilangnya zat besi. Kombinasi kurangnya asupan zat besi membuat anak mengalami anemia.
5. Kombinasi makanan dengan baik
Saran asupan makanan yang diberikan tidak semata-mata dipilih salah satu kemudian dikonsumsi secara berlebihan. Justru makanan dapat dikombinasikan demi memperoleh manfaat maksimal. Contoh kombinasi makanan yang dapat diaplikasikan seperti, spageti dengan daging plus saus tomat, daging dengan kentang, ayam didampingi brokoli, lada dan tomat, buah segar plus kismis.
Insan Medika merupakan provider homecare dan caregiver terbaik dan terpercaya. Segera temukan perawat professional pilihan Insan Medika dengan mengunjungi website kami.