Home » Kenali Sindrom Geriatri, Sindrom yang Mengintai Lansia

Kenali Sindrom Geriatri, Sindrom yang Mengintai Lansia

sindrom geriatri

Apakah Anda pernah mendengar istilah sindrom geriatri yang biasa identik dengan lansia? Faktanya, usia lanjut tidak hanya ditandai dengan menurunnya kekuatan fisik, tetapi juga aspek kesehatan. 

Geriatri sendiri merupakan istilah medis untuk kondisi lanjut usia. Sementara penambahan kata ‘sindrom’ merujuk pada gejala-gejala yang mengikutinya. Simak penjelasan selengkapnya dibawah ini!

Apa Itu Sindrom Geriatri? 

Sindrom Geriatri adalah sekumpulan gejala atau masalah kesehatan yang sering terjadi pada kelompok lanjut usia pada rentang 60 tahun ke atas. Apa yang menyebabkannya muncul? 

Ada beberapa alasan yang memicu kondisi demikian terjadi, yaitu proses penuaan yang menyebabkan penurunan fungsi tubuh dan kejiwaan, masalah sosial ekonomi, dan perubahan lingkungan. Singkatnya, geriatric syndromes merupakan penyakit orang tua yang tidak akan terjadi pada kelompok usia produktif.

Gejala Geriatric Syndromes

Berbagai gejala dari sindrom ini sebenarnya cukup umum ditemukan pada kondisi gangguan kesehatan lainnya. Berikut beberapa gejala seseorang mengidap geriatric syndromes.

1. Inkontinensia

Gejala pertama adalah inkontinensia atau kondisi seseorang tidak mampu menahan buang air kecil dan besar. Mayoritas yang mengalami situasi ini adalah lansia wanita. Sebenarnya, buang air bukan merupakan masalah, namun dampak psikologis yang ditimbulkan dapat memicu gangguan kesehatan lainnya.

Pasalnya, pasien lansia yang masih memiliki kesadaran tinggi akan merasa malu jika tidak mampu menahan buang air. Pada akhirnya, pasien memilih tidak mengkonsumsi apapun, agar tidak buang air sama sekali. Akibatnya, kebutuhan cairan dan nutrisi tidak terpenuhi.

2. Insomnia

Gejala sindrom geriatri berikutnya adalah gangguan (kesulitan) tidur yang terkenal dengan istilah insomnia. Tidak hanya sulit tertidur, tapi juga mudah terbangun, karena tidak benar-benar terlelap. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi kondisi kesehatan pasien dan membuat mudah lesu tanpa tenaga.

Alasannya, kekuatan fisik seseorang akan pulih ketika beristirahat, khususnya tidur. Pada waktu itu, sistem metabolisme tubuh akan memproses sumber energi untuk kembali beraktivitas setelah bangun. Jika kualitas tidur buruk, tenaga yang terbentuk belum maksimal. Tidak heran, bila seseorang yang mengidap insomnia terbangun lemah dan lunglai.

3. Delirium

Kebingungan akut yang mendadak juga menjadi salah satu gejala dari sindrom tersebut. Hal ini bisa terjadi akibat beberapa hal, yaitu gangguan metabolisme pada jaringan otak, trauma kepala, infeksi saraf kepala, dan efek samping obat yang dikonsumsi.

Delirium menunjukkan beberapa tanda, seperti meracau, tidak mampu berkonsentrasi, gelisah, dan ketakutan berlebihan. Oleh sebab itu, Anda tidak akan mendapatkan jawaban apapun ketika bertanya atau meminta respon akan sesuatu kepada pengidap delirium. Umumnya, delirium sendiri bisa berlangsung hanya beberapa jam atau berhari-hari.

4. Demensia

Demensia atau gangguan kemampuan mengingat dan penurunan daya berpikir juga menjadi salah satu gejala. Kondisi ini membutuhkan pemicu hingga bisa terjadi, di mana dalam kasus geriatric syndromes, penyebabnya yaitu depresi jangka panjang, cedera hingga trauma pada bagian kepala, malnutrisi, dan lainnya.

Pasien dengan gejala demensia tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari, karena urutan ingatannya yang sudah tidak bagus. Hal itu otomatis akan menimbulkan perubahan perilaku dan emosi yang ekstrem. Tidak jarang, penderita demensia akan mengamuk dan mengakibatkan kondisi fisiknya semakin menurun. 

5. Imobilitas dan Instabilitas

Gejala lainnya adalah kesulitan bergerak (imobilitas) dan gangguan keseimbangan (instabilitas) yang menyebabkan pasien mudah jatuh. Hal tersebut terjadi akibat kurangnya aktivitas fisik, karena keterbatasan gerak akan menyebabkan kekuatan otot melemah hingga beristirahat total di ranjang. Padahal, tubuh yang jarang bergerak membuat kondisi lebih buruk.

Sementara untuk kesulitan keseimbangan yang menyebabkan sering jatuh, berpotensi mengakibatkan patah tulang. Kondisi ini tentu tidak baik bagi pasien lanjut usia, karena fleksibilitas dan pertumbuhan tulang tidak sebagus dulu. Maka dari itu, membutuhkan waktu lama untuk dapat sembuh seperti sedia kala.

6. Osteoporosis

Pengeroposan tulang alias osteoporosis menjadi gejala sindrom geriatri berikutnya. Sebagaimana disinggung sedikit di atas, tulang lansia memiliki kemampuan regenerasi yang lebih lambat. Salah satunya akibat meningkatnya risiko pengeroposan tulang, apalagi di bagian vital, seperti tulang belakang.

7. Impotensi

Gangguan kemampuan seksual seperti impotensi juga berpotensi terjadi pada pasien lanjut usia. Gejala ini merupakan faktor alami yang pasti terjadi, akibat menurunnya produksi hormon dalam tubuh. Kemampuan reproduksi tentu menjadi yang pertama terkena dampak.

Selain gejala-gejala di atas, Anda bisa mengetahui gejala sindrom tersebut melalui beberapa perubahan atau gangguan kondisi fisik lainnya, seperti gangguan penglihatan, pendengaran, imunitas, dan organ vital ginjal dan hati. Jika menemukan gejala-gejala di atas bersamaan, diagnosanya hampir pasti geriatric syndromes.

Penanganan Gejala Geriatric Syndromes

Lantas, apakah gejala-gejala di atas tidak dapat mendapatkan penanganan medis apapun agar kondisi pasien lebih baik? Meskipun tidak menyembuhkan, akibat keterbatasan tubuh seiring usia yang menua, ada beberapa langkah penanganan untuk menjaga kondisi lebih stabil. Apa saja?

A. Mengatur Diet dan Pendampingan Psikologis

Penanganan paling penting bagi penderita sindrom ini adalah mengatur diet (asupan makanan) sehat dan bergizi, yang tidak hanya bagus untuk metabolisme tubuh, tapi juga menghasilkan energi maksimal. Terapi ini bagus, karena makanan sebagai sumber energi utama untuk mendukung aktivitas tubuh.

Sementara pendampingan psikologis dapat menguatkan pasien secara mental, bahwa segala kondisi, seperti ketidakmampuan mengontrol buang air, depresi, dan kebingungan akut bisa disembuhkan. Jadi, pasien tidak perlu merasa malu dan akhirnya semakin tertekan hingga mempengaruhi kondisi kesehatan secara umum.

B. Memberikan Latihan Fisik Ringan dan Fisioterapi

Jika gejala sindrom geriatri yang dihadapi adalah masalah ketidakmampuan bergerak dan keseimbangan, maka perawatan yang sesuai adalah latihan fisik ringan dan fisioterapi. Latihan fisik ringan contohnya berjalan dalam jarak dekat tapi sering. Selain itu, bisa dengan stretching ringan pada tangan.

Sementara fisioterapi oleh profesional akan membantu memberikan arahan gerakan-gerakan untuk melenturkan sendi serta menguatkan otot. Jadi, aktivitas fisik tidak akan lagi terasa kaku atau berat. Sayangnya, masih banyak yang menganggap fisioterapi sama dengan tukang pijat, sehingga asal melakukan terapi.

C. Mengonsumsi Obat-obatan

Terakhir, pasien bisa mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan instruksi dokter. Tentunya cara ini bisa dilakukan setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, agar dokter dapat memberikan resep sesuai masing-masing gejala yang pasien tunjukkan. 

Jadi, tidak boleh sembarangan menggunakan obat-obatan yang berpotensi memperparah kesehatan pasien.

Percayakan Perawatan Lansia Pada Tenaga Profesional!

Merawat pasien sindrom geriatri tentu bukan perkara mudah, karena menguras waktu, tenaga, dan pikiran. Oleh sebab itu, Anda sebaiknya mempercayakan pada perawat profesional yang bersertifikasi dan berpengalaman dalam menangani pasien dengan kasus geriatric syndromes.

Jasa perawatan lansia dari Insan Medika merupakan pilihan terbaik. Pasalnya, hanya tenaga dengan standarisasi tinggi yang tersedia, serta dilengkapi dengan garansi penukaran perawat yang tidak terbatas, apabila kinerjanya mengecewakan. 

Tunggu apa lagi? hubungi kontak Insan Medika sekarang untuk berdiskusi dengan salah satu tim profesional Insan Medika dan dapatkan informasi penting lainnya. 

FAQ

Sindrom geriatri usia berapa?

Sindrom geriatri dialami orang berusia 60 tahun ke atas.

Apa yang dimaksud dengan geriatri?

Geriatri bersumber bahasa Yunani, yaitu geron artinya ‘orang tua’ dan teria bermakna penanganan penyakit.

Apa yang dimaksud dengan pasien geriatri?

Pasien lanjut usia yang memiliki multi penyakit, akibat penurunan fungsi organ, sosial ekonomi, psikologis dan lingkungan.

Penyakit apa saja yang terjadi pada lansia?

Inkontinensia, insomnia, delirium, demensia, imobilitas, osteoporosis, dan impotensi.

Butuh Perawat Live-In untuk Orang Terkasih?

Temukan perawat handal dan profesional dari Insan Medika yang sepenuh hati merawat dan mendampingi lansia hingga pasien yang terpasang alat.

Pilih Perawat
Perawatan live-in