Try Wibowo ialah CEO dan Founder Insan Medika, yang telah membuktikan dirinya sendiri dengan tanpa kuliah kini ia bisa menjadi pengusaha yang sukses. Masa kecil yang keras terpaksa harus ia jalani, mulai dari kehilangan sosok ayah karena perceraian. Bowo berusia 28 tahun dan sekarang bisa membantu tenaga-tenaga kerja kesehatan lulusan sekolah menengah kejuruan untuk mendapat pekerjaan yang layak dan memberi kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
(Foto: Try Wibowo)
Seperti dalam wawancara detikX, Bowo memulai kisahnya di kota Ngawi, Jawa Timur bersama ibunya yang hanya berprofesi sebagai pramusiswi (pengasuh anak). Tak puas dengan pencapaian di Ngawi, kemudian sang ibu dan Bowo pindah ke Madiun. Dan di sinilah usaha ibunya berkembang dengan mendirikan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Surya Farama Husada sekaligus menyalurkan anak-anak didiknya ke Jakarta.
Di Madiun, Bowo memulai karirnya sebagai wirausaha, dan tertarik karena seminar yang diadakan oleh lembaga Primagama. Dan alhasil, tamat dari SMA ia merenggut medali emas dalam Olimpiade Manajemen se-Jawa-Bali, memutuskan merantau ke Pulau Bali untuk mencari kerja.
(Foto: Try Wibowo mendapatkan The Global Awards 2016)
Tapi perjalanan Bowo tidak seutuhnya berjalan mulus, saat usahanya memasuki fase genting, salah seorang anggota stafnya bernama Umi memberinya solusi. Sisa siswanya yang berjumlah 43 orang disalurkan sendiri tanpa bantuan pihak ketiga. Hanya, lantaran posisi mereka di ujung timur pulau Jawa. Kemudian unntuk mengatasinya, Bowo membuat iklan dan ke percetakan, dan di situlah muncul nama Insan Medika. Kemudian memasukannya ke situs jual beli. Mendapat respons baik, akhirnya Bowo memutuskan membuat situs web sendiri untuk Insan Medika pada Juni 2013 sebagai perusahaan penyalur caregiver untuk lansia. Dan hal tersebut menjadi website pertama untuk penyalur caregiver di Indonesia.
(Foto: Perawat Insan Medika) https://startupbisnis.com
Respons pasar melebihi perkiraan, semua perawat sudah tersalurkan dan permintaan terus berdatangan. Kemudian timbul ide lagi dari Umi yang mengusulkan menjalin kerja sama dengan SMK Kesehatan untuk merekrut tenaga perawat baru.
Ketika sebuah media bidang teknologi menggelar acara di Jakarta, Bowo, yang menjadi peserta, merasa situs web Insan Medika sangat tertinggal. Kembali ke Yogyakarta, ia merekrut pegawai baru untuk tim teknologi informasi. Akhirnya pada 2016, Insan Medika membuka kantor perwakilan di Jakarta. SMK-SMK Kesehatan yang menjalin kerja sama pun semakin banyak, mencapai 400 sekolah. Saat ini Insan Medika sudah mengembangkan layanan-layanan bukan sekadar caregiver bagi lansia. Ada layanan home care lengkap dengan alat-alat kesehatan, ada juga home care live-in, baik medis maupun nonmedis, medical tourism, dan medical evacuation.
(Foto: Perawat Insan Medika bersama Pengguna Jasa layanan caregiver dan homecare) http://www.tribunnews.com
Tak hanya itu, Wibowo juga sudah menjalin kontak dengan tiga negara, yakni Kanada, Jepang, dan Australia, untuk menjajaki kemungkinan mengirimkan caregiver. Bahkan, pada Mei mendatang, ia akan berangkat ke Kanada untuk tanda tangan kerja sama dengan Inscol Canada, sebuah lembaga pendidikan tenaga kesehatan.