Kelumpuhan adalah ketika saraf dan otot tubuh tidak dapat berfungsi secara normal, baik sebagian maupun seluruhnya. Situasi tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup seseorang, seperti kesulitan bergerak.
Dunia medis menyebut kelumpuhan dengan istilah paralisis. Kelumpuhan dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal gender dan usia. Terkadang kondisi ini bersifat sementara, tergantung pada tingkat keparahan. Simak langkah pengobatan dan perawatannya pada penjelasan berikut:
Daftar Isi
Mengenal Faktor Penyebab Lumpuh
Faktor fisik, neurologis, dan psikologis bisa menjadi alasan terjadinya kelumpuhan, berikut pembahasan lengkapnya.
1. Cedera Tulang Belakang
Aspek pemicu kelumpuhan cukup beragam, mulai dari cedera fisik, kondisi medis tertentu, hingga gaya hidup. Salah satu alasan umum kelumpuhan yaitu cedera tulang belakang. Cedera ini dapat terjadi akibat kecelakaan mobil, jatuh dari ketinggian, atau kecelakaan saat berolahraga.
Saraf tulang belakang berperan menjadi transmisi sinyal dari otak ke otot. Oleh karena itu, bagi seseorang yang mengalami lumpuh terjadi kerusakan pada sarafnya. Adapun tingkat keparahan kelumpuhan tergantung pada lokasi saraf yang rusak.
2. Stroke
Bukan hanya cedera fisik, gangguan neurologis seperti stroke juga mempengaruhi penyebab kelumpuhan. Stroke merupakan kondisi di mana pasokan darah menuju otak terganggu sehingga mengakibatkan kesulitan dalam mengendalikan gerak tubuh.
Akibatnya, seseorang yang terserang stroke dapat mengalami kelumpuhan, contohnya lumpuh kedua kaki. Sementara stroke pada area batang otak dapat menyebabkan kelumpuhan total.
3. Multiple Sclerosis (MS)
Kondisi medis multiple sclerosis merupakan penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat. Sebagai dampaknya, lapisan pelindung saraf mengalami peradangan. Keadaan ini akan mengganggu pengiriman sinyal dan berpotensi menimbulkan gejala neurologis, termasuk kelumpuhan.
4. Polio
Polio termasuk dalam salah satu penyakit kelumpuhan saraf. Adapun pengertian polio adalah keadaan ketika seseorang tiba-tiba mengalami kelumpuhan karena terinfeksi virus enterovirus atau adenovirus. Virus ini menyerang sistem saraf tubuh sehingga menyebabkan otot melemah dan dalam kasus yang parah berakibat pada kelumpuhan.
5. Kongenital
Penyebab lumpuh juga dapat bersifat bawaan atau kongenital, di mana seseorang lahir dengan kelainan sistem saraf. Contohnya adalah cerebral palsy, kelainan perkembangan neurologis yang sering terjadi sejak lahir. Keadaan ini berpotensi paralisis karena terdapat kerusakan pada bagian otak yang mengatur gerak tubuh.
6. Psikologis
Selain faktor fisik dan neurologis, aspek psikologis juga berpotensi memicu paralisis. Misalnya, seseorang dengan kecemasan berlebih atau trauma psikologis yang parah. Dalam keadaan ini, tidak ada kelainan fisik atau neurologis yang terdeteksi. Akan tetapi, seseorang tidak mampu menggerakkan bagian tubuh tertentu.
Mengingat banyaknya alasan terjadinya paralisis, diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai penting untuk membantu pemulihan. Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati dalam memilih perawat profesional. Pastikan untuk melakukan riset terlebih dahulu sebelum menggunakan jasanya.
Jenis-Jenis Kelumpuhan
Apapun Penyebab lumpuh pasti akan mempengaruhi seseorang secara fisik maupun mental. Sehubungan dengan hal tersebut, Anda perlu mengetahui jenis-jenis kelumpuhan. Tipe paralisis terbagi dalam beberapa kategori, yakni tingkat keparahan, jenis kerusakan saraf, dan ketegangan otot.
A. Berdasarkan Tingkat Keparahannya
- Paralisis sementara (temporer) yaitu kelumpuhan yang berlangsung sementara dan fungsi otot dapat kembali normal. Contohnya, kelumpuhan akibat cedera saraf ringan.
- Paralisis permanen adalah kelumpuhan yang berlangsung dalam jangka panjang dan kemungkinan besar tidak bisa kembali normal. Biasanya, penyebab lumpuh dipengaruhi oleh kerusakan berat pada saraf, otot, atau otak.
B. Berdasarkan Kerusakan Saraf
- Monoplegia merupakan paralisis yang menyerang salah satu anggota tubuh. Misalnya tangan, kaki, atau wajah.
- Hemiplegia yakni kelumpuhan pada setengah sisi tubuh, baik sebelah kanan maupun kiri.
- Diplegia adalah penyakit kelumpuhan saraf pada kedua lengan atau kedua sisi wajah.
- Paraplegia yaitu paralisis yang secara khusus menyerang kedua tungkai.
- Quadriplegia merupakan kelumpuhan pada kedua tangan dan kaki. Bahkan memiliki kemungkinan melibatkan organ tubuh di bawah leher seperti usus, saluran kemih, atau otot pernapasan.
C. Berdasarkan Ketegangan Otot
- Flaccid Paralysis yaitu paralisis yang membuat otot menjadi lembek dan lemah. Umumnya kerusakan pada lower motor neuron menjadi faktor penyebab lumpuh.
- Spastic Paralysis merupakan paralisis yang mengakibatkan otot menjadi kaku dan kencang. Kondisi ini terjadi karena adanya kerusakan pada upper motor neuron.
Mengetahui Gejala Paralisis
Ketika akan mengalami kelumpuhan, gejala yang timbul bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh lokasi dan tingkat kerusakan saraf atau otak. Adapun tanda utama paralisis meliputi kesulitan menggerakkan bagian tubuh secara tiba-tiba atau bertahap serta melemahnya otot tubuh.
Sensasi kesemutan, mati rasa, juga akan terasa pada bagian tubuh yang terserang kelumpuhan, bahkan disertai rasa nyeri. Selain itu, susah menjaga keseimbangan dan koordinasi juga sering dialami oleh penderita kelumpuhan.
Kelumpuhan pada wajah atau mulut menimbulkan gejala berat untuk berbicara dan menelan. Sementara paralisis kandung kemih dan usus akan mengalami kesulitan buang air kecil dan besar. Perubahan sensasi seperti rasa panas, dingin, atau sentuhan juga mungkin terjadi pada bagian tubuh yang terkena kelumpuhan.
Bagaimana Pengobatan dan Perawatan Kelumpuhan?
Pengobatan kelumpuhan bertujuan untuk memaksimalkan fungsi dan kualitas hidup seseorang. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu memahami penyebab lumpuh dan jenis paralisis. Setelah itu, baru bisa melakukan berbagai upaya pengobatan, seperti fisioterapi, terapi okupasi, dan penggunaan alat bantu seperti kursi roda.
Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki kerusakan penyebab paralisis. Perawatan harian sangat penting untuk mencegah komplikasi. Menggunakan perawat home care profesional dapat menjadi solusi terbaik untuk mendukung pemulihan optimal.
Gunakan Jasa Profesional untuk Merawat Paralisis
Kelumpuhan adalah kondisi serius yang membutuhkan penanganan dan perawatan yang tepat. Memahami penyebab lumpuh, jenis, dan cara pengobatan serta perawatan kelumpuhan penting untuk membantu penderita memaksimalkan kualitas hidup mereka.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami kondisi ini, tidak ada salahnya mempertimbangkan untuk menggunakan jasa perawat home care dari Insan Medika untuk mendukung proses pemulihan.
Insan Media merupakan jasa kesehatan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan layanan perawatan di rumah yang menjangkau berbagai kota di Indonesia. Dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang kuat, penderita paralisis masih bisa menjalani hidup produktif dan memuaskan.
Kamu bisa berdiskusi dengan salah satu tim Insan Medika dengan cara menghubungi kontak Insan Medika dan dapatkan informasi penting lainnya.
FAQ
Apa yang menyebabkan kaki tiba-tiba lumpuh?
Penyebab lumpuh kaki secara tiba-tiba seringkali karena terserangan stroke atau cedera tulang belakang. Gangguan pada aliran darah ke otak atau kerusakan saraf di tulang belakang dapat menghentikan pengiriman sinyal ke kaki.
Apa saja jenis-jenis lumpuh?
Tipe paralisis terbagi dalam beberapa kategori, yakni tingkat keparahan, jenis kerusakan saraf, dan ketegangan otot. Adapun jenis-jenis lumpuh di antaranya paralisis sementara, paralisis permanen, monoplegia, hemiplegia, diplegia, paraplegia, quadriplegia, flaccid paralysis, dan spastic paralysis.
Bagaimana penyakit kelumpuhan saraf mempengaruhi tubuh?
Polio termasuk dalam salah satu penyakit kelumpuhan saraf. Penyebabnya yaitu terinfeksi virus enterovirus atau adenovirus. Virus ini menyerang sistem saraf tubuh sehingga menyebabkan otot melemah dan dalam kasus yang parah berakibat pada kelumpuhan.
Bagaimana cara mencegah kelumpuhan?
Mencegah kelumpuhan melibatkan mengelola faktor risiko penyakit yang dapat menyebabkannya, seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas. Gaya hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mengurangi risiko penyakit tersebut.