Inkontinensia urine adalah kondisi medis yang sering dialami oleh lansia, ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengontrol keluarnya urine secara involunter. Masalah ini dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya, menyebabkan rasa malu, stres, dan bahkan infeksi saluran kemih jika tidak ditangani dengan baik.
Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih jauh tentang inkontinensia urine, termasuk penyebab, jenis, serta berbagai opsi cara pengobatan yang tersedia untuk membantu mengelola kondisi ini.
Daftar Isi
- 1 Apa Itu Inkontinensia Urine?
- 2 Jenis-Jenis Inkontinensia Urine
- 3 Penyebab Inkontinensia Urine
- 4 Gejala Inkontinensia Urine
- 5 Faktor Risiko
- 6 Cara Mencegah Inkontinensia Urine
- 7 Perawatan Profesional untuk Penderita Inkontinensia Urine
- 8 FAQ
Apa Itu Inkontinensia Urine?
Inkontinensia urine atau urineary incontinence merupakan suatu kondisi di mana otot kandung kemih tidak dapat mengontrol keluarnya urine, sehingga menyebabkan seseorang menjadi kesulitan dalam menahan buang air kecil (BAK).
Tingkat keparahan kondisi ini mulai dari ringan hingga berat, mulai dari sering BAK ketika tengah batuk atau bersin hingga munculnya keinginan BAK yang mendadak dan sangat kuat, sehingga penderita tidak mampu menahannya untuk sampai kamar mandi.
Selain itu, ada lagi istilah inkontinensia tinja. Hampir sama kasusnya dengan inkontinensia urine, perbedaan keduanya ialah pada inkontinensia tinja kondisi tubuh seseorang tidak mampu mengendalikan keinginannya untuk buang air besar, sehingga tinja dapat keluar secara tiba-tiba tanpa disadari.
Jenis-Jenis Inkontinensia Urine
Perlu Anda ketahui bahwa kondisi inkontinensia ini dibagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut.
A. Stress Incontinence
Stress incontinence terjadi karena otot kandung kemih yang lemah, sehingga tidak dapat menahan urine ketika kandung kemih mendapat tekanan, seperti ketika tengah batuk, bersin, tertawa, atau tengah mengangkat beban yang berat.
B. Urge Incontinence
Urge incontinence merupakan inkontinensia urine yang terjadi karena adanya kontraksi berlebihan pada otot kandung kemih, sehingga penderita tiba-tiba akan merasa ingin buang air kecil.
C Overflow Incontinence
Overflow incontinence merupakan kondisi ketika seseorang tidak mampu mengosongkan kandung kemih sepenuhnya, sehingga terjadi kebocoran urine sedikit demi sedikit bahkan saat setelah penderita buang air kecil.
D. Mixed Incontinence
Mixed incontinence atau inkontinensia campuran adalah terjadinya kebocoran urine yang terjadi karena kombinasi dari berbagai jenis inkontinensia urine.
E. Inkontinensia Total
Jenis yang terakhir ada inkontinensia total yang merupakan suatu kondisi di mana kandung kemih penderitanya sama sekali tidak dapat menampung urine.
Penyebab Inkontinensia Urine
Pada umumnya, gangguan ini disebabkan karena adanya kondisi yang terkait dengan saluran kemih pada bagian bawah atau kondisi yang sama sekali tidak terkait saluran kemih.
Apabila terdapat gangguan pada saluran kemih bagian bawah, maka kondisi ini bisa karena adanya aktivitas berlebih dari otot dinding kandung kemih. Kondisi ini bisa dipengaruhi karena adanya penyakit saraf, sumbatan, batu, atau kanker yang ada di kandung kemih.
Sementara itu, penyebab inkontinensia yang tidak terkait dengan saluran kemih atau ketika kandung kemih normal biasanya terjadi pada orang lanjut usia, kondisi mobilitas, dan kognitif.
Ada pula penyebab inkontinensia yang bersifat sementara maupun jangka panjang, beberapa diantaranya:
1. Penyebab Inkontinensia Urine Sementara
Berikut penyebab dari inkontinensia yang bersifat sementara atau jangka pendek.
A. ISK atau Infeksi Saluran Kemih
Gangguan berupa ISK yang ada di dalam saluran kemih dapat meliputi organ seperti uretra, ureter, kandung kemih, dan ginjal. Gangguan yang satu ini dapat menyebabkan timbulnya rasa sakit ketika berkemih dan meningkatkan keinginan untuk buang air kecil.
B. Kondisi Hamil
Pada saat seorang wanita tengah hamil, rahim yang makin berkembang akan tanpa sengaja menekan kandung kemih. Kondisi inkontinensia urine yang dialami oleh ibu hamil tidak akan bertahan lama, kondisi tersebut akan hilang dalam beberapa minggu setelah ibu melahirkan.
C. Obat-Obatan
Perlu Anda ketahui bahwa inkontinensia ini dapat terjadi karena seseorang mengkonsumsi beberapa obat-obatan tertentu, seperti obat diuretik dan antidepresan.
D. Minuman
Beberapa minuman tertentu terbukti membuat seseorang menjadi lebih sering untuk buang air kecil, seperti kopi, teh, dan alkohol. Apabila berhenti mengkonsumsi minuman-minuman tersebut, keinginan untuk BAK pun akan menurun.
2. Penyebab Inkontinensia Urine Jangka Panjang
Sementara itu, untuk penyebab dari inkontinensia yang kronis atau jangka panjang akan dijabarkan berikut ini.
A. Gangguan Dasar Panggul
Adanya gangguan pada otot-otot dasar panggul dapat menyebabkan seseorang terkena inkontinensia urine karena gangguan ini dapat mempengaruhi fungsi dari organ, salah satunya kandung kemih.
B. Stroke
Stroke merupakan salah satu penyakit yang mempengaruhi kontrol otot, termasuk otot-otot yang mengontrol sistem kemih.
C. Diabetes
Pada seseorang yang mengalami diabetes tubuhnya akan memproduksi lebih banyak urine. Produksi urine yang banyak ini dapat menyebabkan masalah kebocoran urine.
D. Menopause
Seorang wanita yang mengalami menopause kadar hormon di dalam tubuhnya juga akan mengalami perubahan, sehingga menyebabkan otot-otot pada dasar panggul menjadi melemah.
E. Multiple Sclerosis
Multiple sclerosis merupakan gangguan saraf yang menyerang otot, mata, dan tulang belakang. Apabila seseorang mengalami gangguan ini, maka akan mengalami kehilangan kontrol pada kandung kemihnya, sehingga mengalami kebocoran urine.
F. Pembesaran dan Pasca Pengobatan Kanker Prostat
Pada seseorang yang mengalami pembesaran prostat juga akan mengalami masalah pada kontrol kandung kemih. Kondisi ini disebut dengan benign prostatic hyperplasia.
Begitu pula pada pasien yang telah melakukan pengobatan kanker prostat, terkadang otot sfingter rusak, sehingga menyebabkan inkontinensia stres.
Gejala Inkontinensia Urine
Gejala dari gangguan ini akan beragam tergantung jenis inkontinensia-nya. Pada stress incontinence, penderita akan mengalami kebocoran urine saat ada tekanan kandung kemih yang disebabkan karena penderita tengah batuk, bersin, atau tertawa.
Pada penderita urge incontinence, tiba-tiba akan mengalami keinginan yang kuat untuk buang air dan tidak dapat menahannya, sehingga tidak sengaja mengompol. Selain itu, penderita ini akan sering buang air kecil bahkan hingga lebih dari 8 kali dalam sehari, termasuk saat malam hari.
Kemudian, pada overflow incontinence, penderitanya akan kerap mengeluarkan urine secara tidak sengaja sedikit-sedikit karena kandung kemihnya tidak kosong sepenuhnya.
Faktor Risiko
Tidak hanya diderita oleh lansia, berikut ini kondisi yang menjadi faktor risiko seseorang mengalami inkontinensia urine.
A. Jenis Kelamin
Antara laki-laki dan perempuan, keduanya memiliki risiko terkena inkontinensia. Bedanya jika perempuan lebih sering mengalami inkontinensia stres, sedangkan laki-laki memiliki risiko terkena inkontinensia urge dan overflow.
B. Usia
Inkontinensia sering disebut sebagai penyakit orang tua. Sebab, seiring bertambahnya usia, otot-otot pada kandung kemih dan uretra juga akan semakin melemah.
C. Kelebihan Berat Badan
Berat badan berlebih dapat meningkatkan tekanan pada kandung kemih serta otot-otot yang ada di sekitarnya, sehingga menjadi melemah. Hal inilah yang menyebabkan urine menjadi bocor ketika seseorang batuk atau bersin.
D. Riwayat Keluarga
Adanya riwayat keluarga yang mengalami inkontinensia urine membuat keturunannya juga akan berisiko terkena kondisi ini.
E. Tengah Mengidap Suatu Penyakit
Beberapa penyakit tertentu, seperti penyakit saraf dan diabetes dapat menyebabkan terjadinya inkontinensia urine.
Cara Mencegah Inkontinensia Urine
Kondisi ini sebenarnya tidak terlalu berbahaya, tetapi tingkat keparahannya dapat menyebabkan terganggunya aktivitas seseorang. Untungnya, kondisi ini dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya dengan membatasi diri dalam mengonsumsi minuman berkafein, beralkohol, dan makanan pedas.
Kemudian, menghindari kebiasaan menahan air kencing, menjaga berat badan agar ideal, tidak merokok, mengonsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter, dan melakukan senam kegel secara rutin untuk melatih otot dasar panggul.
Perawatan Profesional untuk Penderita Inkontinensia Urine
Walaupun tidak terlalu berbahaya, tetapi apabila terus dibiarkan, kondisi ini dapat semakin parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Apalagi kondisi ini kerap dijumpai pada lansia yang masih sehat atau memiliki penyakit yang cukup serius.
Oleh sebab itu, diperlukan perawat profesional dalam menangani kondisi tersebut. Insan Medika memiliki layanan berupa jasa perawat lansia yang profesional dan handal yang menerima pelayanan untuk merawat lansia yang sehat, sakit, maupun pasca sakit.
Dapatkan informasi penting lainnya dengan cara menghubungi kontak Insan Medika dan berdiskusi dengan salah satu tim profesional Insan Medika.
FAQ
Apa yang dimaksud inkontinensia urine?
Suatu kondisi medis dimana otot kandung kemih kehilangan kontrol, sehingga menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan dalam menahan buang air kecil.
Apa penyebab inkontinensia urine pada lansia?
Penyebabnya pada lansia yaitu melemahnya otot-otot pada kandung kemih dan uretra.
Jenis inkontinensia urine ada berapa?
Jenis inkontinensia urine ada lima, yaitu stress incontinence, urge incontinence, overflow incontinence, mixed incontinence, dan inkontinensia total.
Dokter spesialis apa yang menangani inkontinensia urine?
Dokter spesialis urologi dapat menangani kondisi inkontinensia ini.