Demam pada anak seringkali membuat orang tua khawatir. Meskipun sebagian besar kasus demam merupakan bagian dari reaksi alami tubuh melawan infeksi, kondisi ini bisa menjadi tanda masalah serius apabila berlangsung terlalu lama atau disertai gejala tertentu. Tidak sedikit orang tua yang panik saat suhu tubuh anak tidak kunjung turun, terutama setelah diberikan obat penurun panas.
Melansir Mayo Clinic, demam pada anak biasanya bukanlah penyakit, melainkan gejala dari suatu kondisi yang mendasarinya, seperti infeksi bakteri, virus, atau gangguan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami penyebab, gejala berbahaya, hingga langkah-langkah penanganan yang tepat.
Daftar Isi
Penyebab Demam pada Anak

Demam dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab umum antara lain:
1. Infeksi Virus
Sebagian besar demam pada anak disebabkan oleh infeksi virus, seperti flu, pilek, atau infeksi saluran pernapasan lainnya. Virus biasanya dapat sembuh dengan sendirinya seiring dengan daya tahan tubuh anak. Meski demikian, anak tetap perlu mendapatkan istirahat yang cukup serta asupan cairan agar kondisi tubuh lebih cepat pulih.
2. Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri seperti radang tenggorokan, infeksi telinga, atau infeksi saluran kemih juga dapat memicu demam. Kondisi ini biasanya membutuhkan pengobatan dengan antibiotik sesuai resep dokter. Mengutip Healthline, infeksi bakteri tidak boleh diabaikan karena dapat berkembang menjadi lebih serius jika tidak segera ditangani.
3. Efek Pasca Imunisasi
Setelah vaksinasi, sebagian anak bisa mengalami demam ringan sebagai reaksi tubuh terhadap vaksin. Demam jenis ini umumnya tidak berbahaya dan akan reda dalam 1–2 hari. Orang tua hanya perlu memastikan anak cukup istirahat dan terhidrasi.
4. Faktor Lingkungan
Suhu lingkungan yang terlalu panas atau pakaian yang berlapis-lapis dapat meningkatkan suhu tubuh anak sehingga tampak seperti demam. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menyesuaikan pakaian anak dengan kondisi cuaca.
5. Tumbuh Gigi
Pada beberapa anak, demam ringan dapat muncul saat gigi pertama kali tumbuh. Walaupun tidak selalu terjadi pada semua anak, kondisi ini biasanya hanya berlangsung sebentar dan tidak disertai gejala berat.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Meskipun demam sering kali tidak berbahaya, ada gejala tambahan yang harus segera diwaspadai, seperti:
- Suhu tubuh lebih dari 39°C dan tidak turun setelah minum obat penurun panas.
- Demam berlangsung lebih dari 3 hari.
- Anak tampak sangat lemas atau tidak responsif.
- Muncul ruam merah pada kulit.
- Sulit bernapas atau napas cepat.
- Kejang demam.
- Anak menolak makan atau minum secara total.
- Tanda dehidrasi seperti bibir kering, jarang buang air kecil, atau mata cekung.
Jika anak menunjukkan salah satu gejala di atas, segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Faktor Risiko
Beberapa anak lebih rentan mengalami demam yang berkepanjangan, misalnya:
- Anak dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
- Anak yang memiliki riwayat penyakit kronis.
- Bayi berusia di bawah 3 bulan.
- Anak yang sedang menjalani pengobatan tertentu yang melemahkan daya tahan tubuh.
- Anak yang sering terpapar lingkungan ramai, misalnya di sekolah atau tempat penitipan anak.
Baca juga: Cara Mengatasi Flu pada Anak usia 2 Tahun yang Aman dan Terbukti Efektif!
Cara Mengatasi Demam pada Anak

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu menurunkan demam pada anak di rumah.
1. Berikan Obat Penurun Panas
Paracetamol atau ibuprofen dapat digunakan untuk menurunkan demam, sesuai dengan dosis dan anjuran dokter. Jangan berikan aspirin pada anak karena dapat menyebabkan sindrom Reye yang berbahaya. Penting untuk selalu membaca aturan pakai dan tidak memberikan obat tanpa konsultasi jika anak masih di bawah usia 2 tahun.
2. Pastikan Anak Cukup Minum
Demam dapat menyebabkan dehidrasi. Berikan anak cukup cairan, baik air putih, susu, maupun cairan elektrolit. Untuk bayi, pastikan ASI atau susu formula tetap diberikan secara rutin. Anak yang sulit minum bisa diberikan cairan sedikit-sedikit namun sering agar kebutuhan cairan tetap terpenuhi.
3. Kompres Hangat
Gunakan kompres hangat di dahi atau ketiak anak untuk membantu menurunkan suhu tubuh. Hindari menggunakan air dingin atau es karena dapat membuat anak menggigil dan justru meningkatkan suhu tubuh. Kompres dapat diulang setiap beberapa jam untuk memberikan efek menenangkan.
4. Pakaian yang Nyaman
Kenakan pakaian tipis dan longgar agar panas tubuh anak dapat keluar dengan lebih mudah. Hindari menyelimuti anak terlalu tebal saat demam karena dapat membuat suhu tubuh meningkat. Sebaiknya pilih bahan katun yang menyerap keringat.
5. Istirahat yang Cukup
Anak yang sedang demam membutuhkan lebih banyak waktu untuk beristirahat. Pastikan anak tidur cukup agar tubuhnya bisa melawan infeksi dengan lebih baik. Jika anak sulit tidur karena merasa tidak nyaman, ciptakan suasana kamar yang tenang dan sejuk.
6. Konsultasi ke Dokter
Jika demam tidak kunjung turun lebih dari 3 hari atau disertai gejala yang berbahaya, segera bawa anak ke dokter. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mengetahui penyebab pasti. Jangan menunda pemeriksaan terutama bila anak tampak lemas, sesak napas, atau mengalami kejang.
Baca juga: Kapan Susu UHT untuk Anak Boleh Diberikan? Ibu Wajib Tahu!
Tips Tambahan untuk Orang Tua
- Catat suhu tubuh anak secara berkala agar bisa dilaporkan ke dokter bila diperlukan.
- Jangan memaksa anak untuk makan banyak saat demam, yang terpenting adalah asupan cairan terpenuhi.
- Sediakan lingkungan yang sejuk dan nyaman di rumah.
- Gunakan termometer digital untuk mengukur suhu tubuh secara akurat.
- Hindari memberikan obat tradisional atau ramuan yang tidak jelas keamanannya pada anak.
- Ajarkan anak untuk rajin mencuci tangan guna mencegah penyebaran infeksi.
FAQ tentang Demam pada Anak
1. Kapan anak dengan demam harus segera dibawa ke IGD?
Jika suhu tubuh lebih dari 40°C, anak mengalami kesulitan bernapas, kejang, atau tampak tidak responsif, segera bawa ke IGD tanpa menunggu lagi.
2. Apakah demam selalu membutuhkan antibiotik?
Tidak. Antibiotik hanya diperlukan jika penyebab demam adalah infeksi bakteri. Infeksi virus biasanya cukup ditangani dengan perawatan suportif.
3. Apakah boleh memandikan anak yang sedang demam?
Boleh, selama menggunakan air hangat. Mandi dengan air hangat justru dapat membantu menurunkan suhu tubuh dan membuat anak merasa lebih nyaman.
4. Apakah demam bisa menular?
Demam sendiri tidak menular, namun penyebab demam seperti flu atau infeksi virus/bakteri dapat menular ke orang lain.
5. Bagaimana cara mencegah anak mudah demam?
Pastikan anak mendapat imunisasi lengkap, menjaga kebersihan diri, mencuci tangan dengan sabun, serta memberikan asupan gizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
6. Apakah kejang demam berbahaya bagi anak?
Kejang demam umumnya tidak berbahaya dan dapat berhenti dengan sendirinya. Namun, kondisi ini tetap memerlukan evaluasi dokter untuk memastikan tidak ada gangguan lain yang lebih serius.
7. Apa perbedaan demam biasa dan demam berdarah pada anak?
Demam berdarah biasanya ditandai dengan demam tinggi mendadak, nyeri sendi, muncul ruam, dan perdarahan ringan seperti mimisan. Jika terdapat gejala ini, segera periksakan anak ke fasilitas kesehatan.
Butuh Profesional Berpengalaman? Percayakan Insan Medika
Demam pada anak adalah kondisi umum, namun bisa menjadi tanda masalah kesehatan serius bila tidak kunjung turun atau disertai gejala lain. Orang tua perlu mengenali penyebab, gejala bahaya, serta langkah-langkah penanganan yang tepat. Dengan pemahaman yang baik, kepanikan dapat dihindari dan penanganan bisa dilakukan lebih cepat.
Apabila Anda membutuhkan pendampingan lebih lanjut, platform Insan Medika siap membantu menyediakan perawat anak profesional yang berpengalaman. Dengan layanan home care, orang tua dapat lebih tenang karena perawatan anak dilakukan oleh tenaga medis terpercaya di rumah.